Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menikah merupakan hal yang sangat diimpikan para pasangan di seluruh dunia, terlebih jika mereka telah menjalani hubungan asmara selama bertahun-tahun.
Di Indonesia, pernikahan dianggap sebagai suatu momen yang sakral, karena dapat menyatukan dua keluarga yang memiliki latar belakang berbeda, hingga dilakukan dengan menggunakan prosesi adat dan budaya yang beragam.
Namun di masa pandemi virus corona (Covid-19) yang telah berlangsung sejak awal 2020 lalu, momentum sakral seperti pernikahan ini tentu turut terdampak karena aturan pembatasan yang diterapkan oleh pemerintah.
Saat awal pandemi, momen pernikahan yang identik dengan hadirnya banyak tamu undangan, tentu akan membuat risiko penyebaran Covid-19 semakin besar.
Aturan pembatasan inilah yang membuat perekonomian babak belur dihantam pandemi, tidak terkecuali industri pernikahan yang melesu akibat minimnya pasangan yang ingin menggelar resepsi pernikahan pada momen pandemi.
Baca juga: Kenang 7 Tahun Pernikahan, Nycta Gina: Aku Sama Sekali Tidak Pernah Berpikir Nikah Sama Kinos
Memasuki pertengahan tahun 2022, babak baru pemulihan ekonomi pada semua sektor pun dimulai, termasuk industri pernikahan.
Hal ini ditandai dengan dibukanya izin diadakannya event untuk publik.
Momentum ini yang akhirnya dimanfaatkan banyak perusahaan, termasuk platform media sekaligus marketplace pernikahan ‘WeddingMarket’ untuk meluncurkan produk pameran yang disebut ‘WeddingMarket Fair’.
Gelaran event ini tentunya menjadi momentum yang tepat bagi para pelaku bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berfokus pada bisnis menjadi vendor pernikahan, seperti catering, Wedding Organizer (WO), wedding photographer, dekorasi dan unit bisnis lainnya untuk bangkit kembali.
