Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di era keterbukaan informasi, semakin banyak anak Indonesia yang menginginkan berkuliah di luar negeri.
Kepala Jenjang SPK BPK Penabur Jakarta, Suyanti Witono mengatakan perencanaan menyekolahkan anak di luar negeri membutuhkan berbagai persiapan dan pertimbangan matang.
Menurut dia, penentuan sekolah tingkat SMP atau SMA yang tepat sangat menentukan bagaimana anak itu nanti bisa siap berjuang di luar negeri.
“Kurikulum diakui di dunia sehingga memudahkan anak beradaptasi, pembiasaan penggunaan bahasa secara global, dan pengalaman pengalaman yang hanya bisa didapat jika bersekolah di sekolah internasional,” tuturnya, dalam keterangan yang diterima pada Sabtu (6/8/2022).
Baca juga: PNM PKU Menggelar Webinar SDGs Pendidikan Berkualitas kepada Wanita Ultra Mikro
Sebelum berkuliah di luar negeri harus mempunyai persiapan matang dan kombinasi akademik-non akademik.
Menurut dia, SMA menjadi jenjang akhir peserta didik melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, terutama bagi peserta didik yang ingin berkuliah di luar negeri.
“Kurikulum dengan nuansa pembelajaran aktif, interaktif, sehingga peserta didik dapat memimpin dan bertanggung jawab dengan pembelajaran secara mandiri,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, peserta didik dilatih agar terbiasa menulis, membuat laporan saintifik, piawai dalam berwawancara, dan tentu terbiasa berbahasa Inggris baik lisan maupun tertulis.
“Pembiasaan seperti inilah yang menjadi bekal baik bagi peserta didik ketika masuk ke universitas di luar negeri,” ujarnya.